Thursday, December 26, 2013

eBook Review: The Cuckoo's Calling by Robert Galbraith




Sinopsis:
After losing his leg to a land mine in Afghanistan, Cormoran Strike is barely scraping by as a private investigator. Strike is down to one client, and creditors are calling. He has also just broken up with his longtime girlfriend and is living in his office.

Then John Bristow walks through his door with an amazing story: his sister, the legendary supermodel Lula Landry, known to her friends as the Cuckoo, famously fell to her death a few months earlier. The police ruled it a suicide, but John refuses to believe that. The case plunges Strike into the world of multimillionaire beauties, rock-star boyfriends, and desperate designers, and it introduces him to every variety of pleasure, enticement, seduction, and delusion known to man.

You may think you know detectives, but you've never met one quite like Strike. You may think you know about the wealthy and famous, but you've never seen them under an investigation like this.
***
Lula Landry, seorang supermodel terkenal di London meninggal dunia secara tidak wajar. Kabar berita menyebutkan jika Lula yang juga dikenal dengan nama Cuckoo meninggal dengan cara melompat dari balkon apartemennya di Mayfair. 3 bulan setelah kematiannya, seseorang yang mengaku sebagai kakak Lula mendatangi Cormoran Strike, seorang detektif swasta mantan anggota Army yang pensiun dini. Strike pada awalnya tidak begitu tertarik dengan kasus tersebut karena catatan kesehatan Lula sendiri yang memungkinkan dirinya melakukan bunuh diri. Namun, kakak Lula, John Bristow bersikukuh agar Strike menyelidiki kematian adiknya yang tidak wajar.

Meskipun polisi setempat telah menutup kasus tersebut, Strike terlanjur menyanggupi untuk melakukan penyelidikan independen terhadap kematian Lula mengingat dirinya membutuhkan uang untuk memperbaiki ekonominya yang memburuk akhir-akhir ini. Berbekal sebuah rekaman CCTV yang memperlihatkan dua orang mencurigakan yang berada di sekitar Kentigern Gardens, flat dimana Lula tinggal, dan beberapa saksi, Strike mencoba mengungkap satu per satu petunjuk dibalik kematian Lula. Namun, seperti halnya sebuah kasus pembunuhan, tidaklah mudah bagi Strike untuk mengumpulkan keterangan demi keterangan terkait kematian Lula sendiri. Selalu ada saja pihak yang mencoba mencari alibi dan menutup-nutupi sesuatu demi kepentingan pribadi mereka sendiri.

Sampai akhirnya, salah satu saksi kunci kematian Lula meninggal secara tidak wajar di sungai Thames. Hal itu ternyata malah menjadi sebuah titik terang yang dapat membantu Strike mengungkap siapa pembunuh berdarah dingin yang disinyalir telah melakukan pembunuhan berantai, terhadap Lula dan salah satu saksi kunci kematiannya. Sayangnya, semakin Strike berusaha mengungkap siapa si pelaku, Strike justru seperti dibawa kembali ke masa lalunya. Masa lalu yang secara tidak langsung ingin dihindarinya.

Di akhir cerita, Strike berhasil mengungkap siapa pembunuh Lula yang sebenarnya dan apa motif dibalik pembunuhan tersebut. Dengan demikian, Strike secara tidak langsung juga menyelamatkan nyawa beberapa orang yang mungkin saja akan menemui ajal yang sama ditangan orang yang sama seperti yang terjadi pada Lula karena pembunuhnya sendiri diindikasi adalah seorang psychopath.
~o~

Novel detektif The Cuckoo's Calling ini disebut-sebut adalah karya J.K Rowling yang sebelumnya telah sukses besar dengan serial novel fantasi Harry Potter. Sebelum menulis karya detektif yang jauh berbeda dari novel fantasi Harry Potter, Rowling telah menulis novel berbumbu intrik politik berjudul The Casual Vacancy. Namun, untuk novel detektif terbarunya di tahun 2013, Rowling memilih untuk menggunakan nama samaran, Robert Galbraith. Bahkan pada akhir novel versi ebook yang saya baca, ada penjelasan siapa itu Robert Galbraith. Entahlah, mungkin Rowling ingin mencoba menjajal apakah novel hasil tulisannya akan laku besar atau tidak jika dia menggunakan nama lain, meskipun akhirnya ketahuan juga siapa dibalik novel The Cuckoo's Calling ini.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Cormoran Strike sendiri yang digambarkan sebagai seorang lelaki berbadan besar khas anggota korps tentara. Strike sendiri bersifat tegas, cerdas, dan serius, meskipun ada bagian dimana dia juga seorang melankolik. Sedangkan Lula Landry, si supermodel, digambarkan sebagai seorang gadis kulit hitam yang diadopsi di keluarga kulit putih. Lula juga seorang yang cukup adiktif dengan obat-obatan dan kerap menjalani rehabilitasi karena dirinya divonis menderita bipolar (salah satu jenis gangguan kejiwaan).

Selain itu tokoh-tokoh lain yang hadir dalam novel ini lumayan banyak, khas cerita detektif, termasuk Robin sekretaris pribadi Strike yang brilian yang menjadi favorit saya. Saya jadi curiga kalau nanti ada sekuelnya, bakalan ada kisah lain antara Strike dengan Robin. Robin dalam novel ini digambarkan sebagai seorang perempuan muda yang menjadi sekretaris pribadi sementara di kantor Strike. Hanya saja, selama menjadi sekretaris yang membantu Strike, Robin terlihat memiliki ketertarikan khusus dengan hal-hal yang berbau detektif sehingga dia memutuskan untuk kembali bekerja bersama Strike meskipun dia telah diterima sebagai salah satu staf human resources di sebuah perusahaan yang tentunya bergaji tinggi.

Secara general dalam penokohannya novel ini menganut asas "semakin banyak karakter yang muncul akan semakin seru twist yang akan terjadi" tanpa terkesan memaksa atau asal memasukkan tokoh/karakter yang berbeda-beda. J.K Rowling dengan briliannya memunculkan tokoh dengan bermacam karakter yang masing-masing dibekali dengan alibi yang berbeda-beda yang membuat ceritanya semakin seru dan menegangkan. Sehingga, banyak hal yang tak terduga yang kemudian muncul dari masing-masing tokoh. Bahkan, orang yang semula saya kira antagonist ternyata di akhir cerita perannya justru protagonist. Saya berhasil terjebak dalam twist tersebut, haha!!

Plot dalam novel ini lumayan menjebak. Meskipun di tengah ada bagian cerita yang panjang dan flat tanpa ada klimaks atau kejutan-kejutan. Baru ketika salah satu saksi kunci meninggal secara tidak wajar, plot dalam novel ini kembali seru untuk diikuti hingga akhir yang berujung twist yang dramatis. Namun, ada bagian yang sedikit tanggung menurut saya dalam storyline-nya. Yaitu kehadiran sosok Charlotte yang adalah mantan tunangan Strike yang sangat tanggung dalam memberi sentuhan emosi pada Strike. Yang saya sayangkan, kenapa sosok tersebut tidak memberikan sebuah kejutan pada plotnya seperti yang saya harapkan.

Konflik yang paling utama muncul adalah upaya Strike untuk mengungkap kematian Lula Landry. Tetapi, selain konflik dengan beberapa orang terkait dengan kematian Lula, atau Cuckoo, Strike juga mengalami konflik intern dalam pribadinya, terutama dengan masa lalunya, keluarganya, ayah kandungnya, dan dengan Charlotte, mantan tunangannya. Sayangnya, konflik intern dalam diri Strike kurang ditonjolkan sehingga saya tidak menganggapnya terlalu serius. Saya berharap konflik pribadi tersebut menjadi suatu hal yang bisa membuat alur cerita dalam novel ini semakin rumit, tapi ternyata tidak demikian. Eh, tapi mungkin saja konflik tersebut nantinya akan dibawa di sekuel selanjutnya. Karena janggal saja kalau konflik intern yang begitu intens tersebut hanya berhenti menggantung.

Setting tempat dari keseluruhan cerita dalam novel ini adalah London. Sang penulis dengan cukup mendetail menggambarkan setiap sudut lokasi yang digunakan dalam novel ini. Selain flat/apartemen kediaman Lula, Sang penulis juga mendeskripsikan beberapa lokasi lain seperti Vashti (sebuah butik mahal), pub, restauran, dan cafe, studio Guy Some sang desainer, serta jalanan kota London di tepi sungai Thames.

Ending dari novel ini cukup dramatis. Seperti pada cerita detektif pada umumnya, sang detektif akan mengungkap siapa orang yang bertanggung jawab terhadap suatu kematian. Dan Cormoran Strike melakukannya dengan sangat bijaksana. Fakta demi fakta dan bukti-bukti dibeberkan secara gamblang sehingga pembaca bisa bernafas lega dan mengetahui apa motif dibalik suatu pembunuhan dan bagaimana si pelaku melakukannya. Kemudian novel ini ditutup dengan epilog yang apik.

Bahasa yang digunakan cukup mudah dipahami dan lincah mengalir, meskipun ada beberapa kata-kata dalam bahasa Inggris yang sengaja ditulis secara unik untuk menggambarkan aksen dan dialek dari si pembicara, terutama aksen dan dialek Afro-English khas orang kulit hitam yang begitu kental. Tapi saya suka karena dengan begitu saya bisa belajar lebih banyak tentang bahasa dan dialek, bukan?

Over all, saya menyukai dan menikmati cerita yang disajikan di dalam novel The Cuckoo's Calling ini. Ceritanya mudah untuk dipahami dan menarik. Kemunculan karakter-karakter baru dalam novel juga sangat halus (tidak memaksa) dan reasonable. Kalau boleh jujur, setelah membaca ending novelnya barulah saya 'ngeh' kenapa novel ini diberi judul The Cukcoo's Calling. Padahal pada awalnya ketika hanya sekilas membaca judulnya saya mengira novel ini ada hubungannya dengan jam kukuk atau sesuatu yang berhubungan dengan jam (semacam teka-teki ala detektif gitu, hehe). Ternyata "Cuckoo" sendiri adalah sebutan untuk sang supermodel, Lula Landry. Dan kata "Calling" (menurut saya) mungkin bisa berarti panggilan atau warning atau permintaan tolong karena Lula sendiri telah menyadari siapa musuhnya dan apa yang akan terjadi pada dirinya beberapa saat sebelum kematiannya.

Ada beberapa quotes yang saya suka:
"A lie would have no sense unless the truth were felt as dangerous." (Chapter 28)
"When asked to come up with a fake name on the spot, people usually choose one beginning with 'A', did you know that?" (Cormoran Strike, Chapter 33)

Keterangan Buku
Judul: The Cuckoo's Calling
Pengarang: Robert Galbraith a.k.a J.K Rowling
Penerbit: Mulholland Books
Cover: eBook Version (English)
Cetakan: I/April 2013
Tebal: 465hlm
ISBN: 978-0-316-20686-0
Genre: Adult Fiction (Thriller-Detective)

My rating: 5 out of 5 crowns






~Happy Reading~
xoxoxo


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Flag Counter

The Goodreads Activities