Friday, December 13, 2013

Book Review: Lifted - Pengutil Paling Top by Hilary Freeman

Judul: Lifted - Pengutil Paling Top
Judul Asli: Lifted
Pengarang: Hilary Freeman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I/ September 2013
Penerjemah: Devi Chyntia
ISBN: 978-979-22-9874-1
Tebal: 224hlm
Genre: Teenlit



Sinopsis:
me·ngu·til v mengambil atau melebihkan barang belian tanpa sepengetahuan penjual.

Robyn tak bisa menahan diri untuk mengutil. Tapi dia tidak merasa bersalah karena semua yang dicurinya, pasti dia sumbangkan ke toko amal, lalu dia menuliskan kisahnya di blog. Sebenarnya dia tidak perlu mengutil karena orangtuanya sangatlah mampu memberikan apa yang dia inginkan, tapi dia merasakan sensasi yang menyenangkan saat mengutil.


Dalam sekejap semua orang membicarakan tentang si misterius blogger. Akhirnya Robyn mendapatkan ketenaran yang dia inginkan. Hanya satu orang yang tahu siapa Robyn sebenarnya, dan cowok itu bersumpah akan merahasiakannya.


Akankah Robyn mengungkapkan identitasnya? Bisakah dia berhenti mengutil sebelum tertangkap?
***
Robyn atau dalam novel disebut Ruby Collins adalah remaja putri berusia 15tahun. Dia tinggal di sebuah gang buntu di pinggiran kota di Inggris. Ruby Collins sendiri tumbuh sebagai remaja yang bermasalah. Orangtuanya bercerai dan Ruby harus tinggal bersama ibunya yang tak kalah sibuk seperti ayahnya yang tinggal terpisah darinya. Ruby cenderung kurang mendapat perhatian. 
Sebelum beranjak remaja, Ruby memiliki teman masa kecil bernama Noah. Namun, sejak perceraian kedua orang tuanya, hubungan Ruby dan Noah menjadi tidak akrab. Lambat laun perlakuan Ruby pada Noah cenderung berubah ke arah yang lebih baik apalagi sejak Noah mau membantunya membuat sebuah blog pribadi. Sayangnya, perubahan positif sifatnya pada Noah tidak serta merta menghilangkan kebiasaan buruk Ruby yang terbiasa menjadi remaja kesepian. Ya, Ruby suka mengutil di toko-toko. Ruby tahu jika kebiasaannya mengutil adalah hal buruk, akan tetapi dia justru menikmatinya.
"Hidupku hampir selalu datar. Rutinitas bagaikan gravitasi dengan rantai berat yang menarikku ke belakang dan mengikatku. Ketika mencuri, aku merasa terangkat. Aku merasa lebih tinggi, lebih besar, dan lebih kuat. Aku merasa seakan terbang dengan bebas." (hal.63)
Dengan adanya blog, Ruby dapat dengan leluasa menyampaikan apa saja yang dia rasakan termasuk kebiasaanya mengutil. Bahkan, blog tersebut sempat membuatnya tenar. Seluruh kota bahkan membicarakan blog yang ditulisnya dengan nama samaran Robyn Hood itu. Namun sayangnya, ketenaran tersebut tidak serta merta berdampak positif pada kehidupan Ruby. Perlahan-lahan masalah demi masalah muncul ke permukaan. Ruby mau tak mau harus menghadapi mimpi terburuk dalam hidupnya yang bahkan akan mengancam dirinya dan orang-orang terdekatnya. Ruby pun tak yakin dirinya bisa bertahan!
"... Aku menulis blog karena itu artinya aku bisa menjadi diriku sendiri, tanpa benar-benar menjadi diriku. Artinya aku bisa mengakui dan menceritakan semuanya tanpa mendapat masalah. Aku tidak mengira akan ada yang membacanya, atau bahwa ini semua akan terjadi. Tapi sekarang semua sudah terjadi. Ini mungkin takdir. Aku tak bisa membuatnya kembali menjadi seperti semula." (hal.177)
~o~

Hilary Freeman terkenal sebagai penulis fiksi teenlit. Novel remajanya yang satu ini, Lifted-Pengutil Paling Top, cukup mengesankan bagi saya pribadi. Tapi, seperti tipikal novel remaja lainnya, konflik yang dihadirkan dalam novel ini terasa kurang greget dan kurang complicated. Meskipun saya acungi jempol karena Hilary Freeman mengangkat topik yang menarik dan tidak banyak digunakan oleh novelis lain sebelumnya, yaitu mengutil. Mengutil memang sebuah tindakan/kebiasaan yang bisa dibilang kurang wajar namun sering menimpa para remaja. Mengutil bisa dikategorikan berbeda dengan mencuri meskipun sama-sama mengambil barang tanpa ijin. Mengutil bisa juga digolongkan sebagai penyakit psikologis dan juga sebagai cara menyalurkan emosi yang salah.

Dengan mengangkat tema yang unik, Teenlit ini mampu merangkai beberapa sudut pandang yang mengandung pelajaran/pesan moral yang cukup berbobot. Teenlit ini menekankan bahwa remaja adalah pribadi yang sangat labil. Remaja juga terkesan mudah bermasalah, baik dengan dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya, sehingga perlu mendapat perhatian lebih. Contohnya Ruby, si tokoh utama, yang mengutil karena dia merasa kurang mendapat perhatian dari lingkungan sekitarnya. Dia ingin merasakan sebuah perasaan yang menyenangkan dan mendebarkan saat mengambil barang di toko dan membawanya pulang tanpa ketahuan. Ruby juga memiliki obsesi untuk terkenal atau menjadi figur yang dikenal banyak orang. Dan dia merasa bahwa mengutil dan menuliskannya di blog akan membuatnya terkenal suatu saat. Yah, meskipun cara yang ditempuhnya benar-benar salah, merugikan banyak pihak termasuk dirinya, dan tentu saja tak patut ditiru.

Novel ini cukup bagus untuk dibaca remaja hingga dewasa. Ceritanya ringan dan terjemahannya begitu rapi, apik, dan mengalir lembut tanpa membuat saya mengernyit karena mendapati istilah atau kalimat yang janggal. Two thumbs up deh buat penerjemahnya! Namun sayangnya, cerita dalam novel ini menggantung di bagian akhir. Eksekusi endingnya tidak jelas dan seakan dibuat tanpa maksud atau tujuan. Hal ini yang membuat saya berkata, "Yah, kok kayak gini?? Maksudnya gimana??" Pada intinya saya kurang bisa menangkap ending dari novel ini. Saya kurang paham apakah penulis ingin mencoba membuat twist atau mysterious ending atau bagaimana. Tapi, yang saya tangkap justru endingnya aneh dan kurang berbobot.

Over all, saya cukup merekomendasikan teenlit ini untuk pembaca yang suka dengan novel-novel remaja. Saya juga merekomendasikannya pada beberapa murid SMP yang saya ajar. Ceritanya yang ringan dan mengalir bisa menjadi teman santai saat weekend. O ya, satu lagi, poin plus dari novel ini adalah covernya yang imut!

My rating: 3 out of 5 crowns






~Happy Reading~
xoxoxo


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Flag Counter

The Goodreads Activities