Wednesday, December 11, 2013

Book Review: Seraphina by Rachel Hartman

Judul: Seraphina
Judul Asli: Seraphina
Pengarang: Rachel Hartman
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I/Mei 2013
Penerjemah: Poppy D. Chusfani
ISBN: 978-979-22-9621-1
Tebal: 544hlm
Genre: Novel (Teenager, Young-Adult)


Sinopsis:
Selama empat dekade, manusia dan naga di kerajaan Goredd berdamai. Kaum naga mewujud menjadi manusia dan menyumbangkan pikiran mereka yang rasional serta matematis. Namun, akhir-akhir ini hubungan di antara kedua kaum memburuk. Apalagi ketika salah satu anggota kerajaan terbunuh dan ada kecurigaan bahwa pelakunya naga.

Sebagai musisi yang sangat berbakat, Seraphina Dombegh bergabung dengan kelompok musisi istana. Ia kemudian mau tidak mau terlibat dalam penyelidikan pembunuhan itu, bekerja sama dengan Pangeran Lucian Kiggs yang sangat awas.

Sementara mereka mulai membongkar rencana jahat untuk menghancurkan perdamaian, Seraphina berjuang melindungi rahasianya sendiri, rahasia di balik bakat musiknya yang luar biasa, rahasia yang begitu mengerikan sehingga dapat membahayakan nyawanya.
***
Seraphina Dombegh adalah gadis berusia belasan tahun yang memiliki bakat musik yang sangat luar biasa. Dia bisa bernyanyi dengan sangat indah dan memainkan semua jenis alat musik. Kecintaannya pada musik membawa Seraphina menempati posisi penting di istana Ratu Lavonda. Seraphina terpilih sebagai asisten master musik istana, Viridius.
Suatu ketika, negeri Goredd (tanah air Seraphina) mengalami peristiwa yang luar biasa. Pangeran Rufus meninggal secara tidak wajar di hutan ketika berburu. Kepalanya hilang! Seisi istana dapat dipastikan berduka setelah kejadian itu. Padahal beberapa waktu lagi akan ada acara besar, peringatan 40 tahun perjanjian damai antara kaum Naga dengan kaum Manusia. Ardmagar Comonot, pemimpin kaum Naga akan datang berkunjung selama beberapa hari untuk perayaan. Sayangnya, kekacauan akibat terbunuhnya Pangeran Rufus membawa dampak besar bagi keamanan istana dan negeri Goredd.

Seraphina, yang memiliki beberapa petunjuk mengenai penyebab kematian Pangeran Rufus, bersama Pangeran Lucian Kiggs dan tunangannya, Putri Glisselda (cucu dan pewaris tahta kedua dari Ratu Lavonda), mencoba memecahkan satu demi satu teka-teki itu. Dengan petunjuk yang minim dan kemampuan si Naga untuk berubah menjadi manusia yang sulit untuk dikenali tentu saja sangat menyusahkan bagi mereka. Belum lagi munculnya perasaan lain dalam diri Seraphina pada rekannya Kiggs yang membuatnya semakin canggung untuk bertindak. Lebih dari itu, bila dilanjutkan penyelidikan tersebut jelas-jelas akan mengancam reputasi Seraphina dan rahasia terdalam dalam hidupnya serta memori kesalahan besar yang dilakukan orang tuanya dahulu akan terkorek habis-habisan.
"Namun, aku berharap mampu menghindari jebakan ini, di tempat aku terjepit di antara perasaanku sendiri dan tahu bahwa mengungkapkan kebenaran akan menyakiti seseorang yang sangat penting di mataku." (hal.523)
~o~

Seraphina adalah novel yang sangat menarik menurut saya. Pengarangnya, Rachel Hartman, berhasil menggabungkan berbagai unsur dalam sebuah novel. Dia berhasil memadukan sebuah legenda, epic kepahlawanan, romansa, dan tentu saja kisah detektif yang menegangkan. Ini seperti membaca kisah Harry Potter yang digabungkan dengan secuil kisah Game of Thrones.

Saya menyukai setting cerita dalam novel ini yang sangat kental dengan suasana sebuah kerajaan. Bayangan saya sih kerajaannya hampir sama dengan kerajaan yang ada dalam cerita Lord of the Rings. Tempat Gandalf bertemu dengan salah satu raja (yang anaknya meninggal itu lho, duh lupa namanya!). Kerajaan yang dikelilingi tembok tinggi dan dihubungkan dengan jalan-jalan sempit beralas batu. Novel ini juga kental dengan tradisi bermusik orang-orang klasik yang mengambil tempat di jalanan, Gereja, dan istana.

Selain itu, kisah detektif dimana Pangeran Lucian Kiggs dan Seraphina mencoba memecahkan teka-teki si Naga yang diduga membunuh Pangeran Rufus pun cukup menegangkan. Bayangkan saja, ini yang diburu bukan penjahat biasa tapi Naga yang ukuran tubuhnya jelas-jelas lebih besar dari manusia dan juga mampu memangsa manusia. Adegan paling menegangkan adalah ketika Seraphina dan Kiggs menyusuri hutan untuk mencari petunjuk tentang Naga dan kemudian dihadang oleh Naga di perjalanan pulang. Rasanya merinding saja, haha. Namun yang disayangkan adalah pertarungan Naganya kurang lama menurut saya dan kurang epic. Maksudnya kalau dibandingkan dengan Eragon atau film-film yang melibatkan Naga, pertarungan Naga dalam novel Seraphina ini kurang greget dan kurang mencekat. Saya harap sih akan ada pertarungan yang epic dan besar-besaran di sekuelnya yang berjudul Shadow Scale yang rencananya akan terbit (versi Bahasa Inggris) tahun 2015 (woah! lama banget ya nunggunya).

O ya, untuk yang belum membaca dan berminat untuk membaca novel ini saya sarankan untuk menengok Glossarium di halaman belakang terlebuh dahulu. Glossariumnya sangat menarik dan cukup membantu untuk memahami istilah-istilah asing yang digunakan dalam novel ini, yah meskipun beberapa kata susah untuk dilafalkan lidah Indonesia dengan tepat dalam sekali lihat.

Salah satu quote favorit dalam novel Seraphina ini:
"Aku selalu melihat kebenaran dalam dirimu, meski kau memutarbalikkan fakta, meski kau berdusta di depan wajahku. Aku melihat hatimu, sebenderang cahaya matahari dan itu hal yang mengagumkan." (hal.524)

My rating: 4 out of 5 crowns






~Happy Reading~
xoxoxo


No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Flag Counter

The Goodreads Activities